Iklan Header

    Afrika merupakan tempat bagi keragam fauna dan flora liar. Benua Afrika membentang dengan berbagai kondisi alam berupa gunung, pegunungan, hutan, sungai, bahkan gurun pasir, sehingga secara alami menjadi tempat bagi hewan dan tumbuhan hidup dan bertempat tinggal.


    Akan tetapi, flora dan fauna benua Afrika yang dulunya sangat beragam jumlahnya, semakin hari semakin terancam kepunahannya. Hal tersebut menjadi kondisi yang memprihatinkan terhadap kelangsungan satwa liar yang ada di Afrika. Perlu adanya peraturan yang dibuat demi menjaga kelestarian hidup mereka.


    flora-dan-fauna-benua-afrika


    Big Five Fauna di Afrika


    Sebagai rumah bagi berbagai satwa liar, Afrika memiliki 5 spesies fauna besar yang terkenal dengan nama Big Five, antara lain : Inga, Gajah, Badak, Banteng Liar, dan Macan Tutul afrika. Seperti namanya saja, hewan-hewan ini mempunyai ukuran tubuh yang besar.


    Kamu bisa menemukan fauna Big Five di Negara Afrika Selatan, Tanzania, Botswana, Kenya dan Zambia. Hewan-hewan besar yang ada di negara-negara tersebut memiliki taman nasional atau cagar alam yang alami. Keberagaman fauna di Afrika terpengaruh oleh beberapa faktor. Berikut faktor yang mempengaruhi kekayaan fauna di Benua Afrika :


    1. Ekosistem yang Beragam


    Ekosistem fauna sebagai tempat hidup yang nyaman bagi serbagai jenis fauna, seperti hutan hujan tropis, savana (padang rumput), hingga gurun pasir. Semua ekosistem tersebut ada di Benua Afrika, sehingga memberikan ruang bagi fauna liar bisa hidup dan berkembang biak.


    2. Jauh dari Gangguan Manusia


    Meskipun memiliki banyak negara, di Benua Afrika masih terdapat taman nasional dan daerah pelosok yang masih belum terjamah dengan berbagai aktivitas demografi manusia. Kondisi tersebut, tentunya memberikan ruang yang alami bagi satwa liar untuk melangsungkan hidupnya, tanpa rasa khawatir terhadap manusia.


    3. Sejarah Evolusi


    Selama jutaan tahun yang lalu, berbagai spesies satwa sudah hidup dan berkembang di Benua Afrika. Kondisi ekosistem yang alami bagi kehidupan satwa menjadi rumah mereka untuk hidup, berkembang biak, bahkan berevolusi menyesuaikan alam dan kondisi yang ada.


    4. Tempat Konservasi


    Tempat konservasi di Benua Afrika masih terbilang alami dan nyata. Tidak seperti tempat konservasi di negara-negara lain yang cenderung buatan dan tempat yang tidak begitu luas. Di Afrika beberapa taman nasional serta tempat konservasi masih sangat luas, alami, dan terlindungi dari berbagai aktivitas perburuan satwa.


    5. Geografis Benua Afrika


    Bentang alam Benua Afrika yang memiliki gunung, pegunungan, sungai, danau, gurun pasir, dan padang rumput seperti menjadi rumah alami yang Allah SWT sengaja ciptakan untuk kehidupan satwa liar di Afrika. Perpaduan bentang alam tersebut memang menjadi habitat yang cukup baik bagi fauna berbadan besar bisa hidup dan berkembang biak.


    fauna afrika


    Hewan Khas Afrika


    Berbagai tempat di dunia terkadang memiliki hewan khas (endemik) yang tidak dimiliki di tempat lain. Termasuk Afrika, di sana memiliki hewan endemik dengan tipe Ethiopian, yang mencakup wilayah seluruh Benua Afrika, Madagaskar hingga jazirah Arab bagi selatan dengan padang rumputnya yang luas. Fauna khas di Afrika seperti : Badak, Kuda Nil, Zebra, Harimau, Singa, Jerapah, Gajah, dan lain-lain.


    Afrika memiliki daerah unik yang terkenal dengan nama Madagaskar. Tempat ini sekarang berupa pulau di luar induk Benua Afrika, tapi dulunya merupakan pecahan dari Benua Afrika itu sendiri. Buktinya jenis fauna Ethiopian bisa kamu temukan di Madagaskar, seperti : Kuda Nil berukuran kecil, Lemur ekor cinci, Lemur sutera, Lemur wol, Kelelawar, hingga Babi Hutan.


    fauna afrika


    Ada juga tipe Fauna Palearktik, dengan kondisi perbedaan suhu yang tinggi beserta curah hujan yang beragam. Jenis fauna yang termasuk palearktik antara lain : kelinci, tikus, bajing, kijang, anjing, dan lainnya.



    Fauna Afrika Terancam Punah


    Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa fauna di Afrika terancam terhadap kepunahan, antara lain :


    a. Perburuan Illegal (Illegal Hunting)


    Pelaku ilegal hunting di Afrika karena hal-hal seperti mencari adrenalin dengan berburu hewan liar, perlombaan berburu, hingga awam terhadap peraturan perundangan yang tidak memperbolehkan berburu satwa liar.


    b. Penyakit Turunan


    Penyakit yang menjangkit kelompok kawanan kecil satwa akan menjadi masalah serius bagi kelangsungan hidup mereka. Karena jumlah spesies yang sedikit, maka potensi terjadinya perkawinan sedarah bisa terjadi. Padahala perkawinan sedarah dapat menjadi penyebab mutasi berbahaya dan bia menurunkan peluang hidupnya.


    c. Alih Fungsi Hutan


    Konversi lahan hutan menjadi ladang dan sawah bahkan permukiman atau kawasan industri bisa menghilangkan habitat asli satwa liar untuk hidup bebas. Hutan hujan yang ada di Afrika mengalami penurunan, sedangkan sabana yang terbentang luas menjadi alternatif akhir bagi satwa di sana untuk tinggal. Padahal tidak semua satwa liar bisa hidup di sabana yang cenderung kering, seperti Gorila, Simpanse, dan satwa herbivora lainnya.


    d. Adanya Turnamen dalam Berburu Satwa Liar


    Budaya asing yang berasal dari Eropa menjadikan perburuan sebagai sebuah olahraga bahkan turnamen perburuan satwa liar. Hal tersebutlah yang juga menjadikan fauna di Afrika mengalami penurunan spesies.


    e. Konflik Manusia dengan Fauna


    Konversi lahan yang seharusnya hutan hujan, telah banyak beralih fungsi menjadi permukiman dan kawasan industri, sehingga menyebabkan satwa liar kehilangan tempat tinggal dan tempat mencari makan. Akibatnya, fauna tersebut mencari makanan di tempat peternakan penduduk, yang akhirnya menjadikan masyarakat memburu satwa liar dengan alasan penyerangan terhadap kawasan penduduk.



    Spesies Fauna apa yang Sering Diburu?


    Salah satu spesies yang favorit bagi para pemburu adalah Hewan Badak. Bagian tubuh hewan badak yang laku keras di perdagangan seluruh dunia adalah Cula Badak. Akibatnya, spesies Badak menjadi fauna Afrika yang terancam punah. 


    Jenis Badak yang ada di Afrika ada dua spesies yang berbeda, yaitu Badak Putih (Cerarotherium simum) dan Badak Hitam (Diceros bicornis). Padahal secara global, kedua spesies Badak tersebut telah menjadi satwa liar yang harus dilindungi, karena jumlah poplasi spesies Badak sudah sangat mengalami penurunan.


    Dalam waktu tahun 2010 hingga 2015, perburuan Badak sangat tinggi di Afrika Selatan. Bagian cula Badak menjadi properti berharga yang biasa dijual kepada orang Arab sebagai simbol kemewahan. Akibatnya, Badak Putih Utara saat ini hampir mengalami kepunahan. Saat ini jumlah dari Badak di Afrika kurang dari 20.000 ekor saja.


    Selain Badak, Satwa Liar lain yaitu Gajak Afrika juga menjadi sasaran pemburu untuk mengambil gadingnya. Apalagi harga gading gajah sangat mahal harganya, pasar gelap negara China banyak memiliki minat atas pembelian gading Gajah Afrika tersebut.



    Afrika Berupaya Menjaga Fauna

     

    Keinginan manusia yang tanpa batas sudah mendorong perkembangan properti dan fashion yang memiliki dampak negatif bagi kelangsungan hidup fauna. Perdagangan cula badak, gading gajah, tanduk rusa, kulit harimau dan buaya. Jika hal ini terus menerus berlangsung tanpa adanya kebijakan pemerintah yang berwenang, maka kepunahan satwa liar jelas akan terjadi, khususnya di Afrika.

    fauna afrika


    Pemerintah Afrika sudah berupaya melindungi kelangsungan hidup satwa liarnya dengan cara bergabung dalam organisasi internasional yaitu CITES (Convention on International Trade in Endangreed Species of wild Fauna and Flora). 


    CITES adalah organisasi tingkat internasional yang menjaga fauna dan flora supaya tidak mengalami kepunahan. Jumlah anggota dari organisasi CITES ini terdiri dari 166 negera termasuk negara-negara di Afrika. Sejarahnya, organisasi terbentuk pada tahun 1975 karena saat itu terjadi perdagangan satwa liar yang sangat masive, bahkan melewati batas-batas negara tertentu. Sehingga muncullah organisasi CITES ini untuk melindungi flora dan fauna di seluruh penjuru dunia.


    Pasar gelap terhadap perdagangan satwa ini sudah sangat luas, tidak hanya tingkat lokal, tapi juga tingkat nasional bahkan internasional. Kemungkinan ada campur tangan pihak-pihak intern yang bisa meloloskan jual beli satwa tersebut. Peminat pasar gelap satwa liar ini rata-rata berasal dari Pakistan, Jepang, hingga Malaysia.


    Dengan masuknya negara-negara Afrika ke dalam organisasi CITES ini, menjadi bukti nyata untuk memerangi perdagangan gelap satwa liar di Afrika. Negara-negara Afrika sudah memberlakukan sistem keamanan yang semakin baik dengan adanya polisi penjaga hutan yang senantiasa berpatroli masuk ke dalam hutan, dan sigap dalam mengawasi pengunjung hutan yang mencurigakan.


    Pemerintahan Afrika juga telah memasang kamera-kemarea sebagai pemantau kondisi hutan sekaligus mengamati satwa liar dari perburuan orang yang tak bertanggung jawab. Bagi pemburu yang nekat melakukan pemburuan terhadap binatang liar akan mendapatkan hukuman yang sangat berat.


    Para pemburu binatang di hutan memang biasanya merupakan masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Kegiatan berburu satwa liar tersebut sebagai upaya mendapatkan uang dengan cara yang mereka bisa. Maka, dengan banyaknya kondisi masyarakat yang merasa kekurangan secara ekonomi, pemerintah juga perlu memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Lapangan pekerjaan tersebut sebagai upaya meminimalkan kegiatan berburu karena butuh uang.



    Mengenal Maroko Flora di Afrika Utara




    Post a Comment