Iklan Header

    Letak Gunung Krakatau berada di kecamatan Rajabasa, kabupaten Lampung Selatan. Krakatau menduduki posisi strategis di Selat Sunda yang berperan menjadi pintu gerbang antara pulau Jawa dan Sumatera.


    Rata-rata, Di Indonesia memiliki gunung berapi yang cenderung meletus dengan eksplosif. Bencana letusan gunung berapi Krakatau telah menjadi bagian sejarah negri ini. Tidak hanya memikat dengan letusan yang terkenal, tetapi juga dengan keindahan pulau vulkaniknya.


    gunung-krakatau


    Bagian Cincin Api


    Indonesia, sebagai bagian dari Pasific Ring of Fire, menjadi tuan rumah bagi gunung api. Meskipun mempunyai sebutan "Cincin Api," sebenarnya bentuknya menyerupai tapal kuda. Jalur ini melintasi berbagai wilayah, mulai dari Selat Bering, Amerika Utara, Jepang, Indonesia, dan Selandia Baru.


    Pergerakan lempeng menjadi pemicu utama pembentukan Cincin Api. Lapisan lempeng di bawah tanah dan sekitar Samudra Pasifik mengalami perpecahan akibat aktivitas tersebut. Fenomena yang akhirnya membentuk zona subduksi berpotensi sering mengalami erupsi gunung api dan gempa bumi.


    Baca juga : Letak Pegunungan Himalaya



    Sejarah Gunung Krakatau


    Sebelum muncul Gunung Krakatau dengan kondisi saat ini, ada kisah mengenai Gunung Krakatau Purba, yang terkenal dengan Ibu Krakatau. Perbedaan antara keduanya memberikan penjelasan mengapa kita sekarang menyebut Anak Gunung Krakatau.


    Sebelum Gunung Krakatau, Gunung Merapi mendominasi pemandangan yang ketinggiannya bisa menyentuh angka 2.000 m. Inilah yang kita sebut Gunung Krakatau Purba atau Ibu Krakatau. Peristiwa letusannya pada tahun 416 Masehi, menciptakan perbedaan antara Gunung Krakatau dan Gunung Krakatau Purba, serta menetapkan fondasi bagi terbentuknya Anak Gunung Krakatau.


    Tulisan Kitab Raja Purwa hasil karya Ronggowarsito, peristiwa aktivitas Gunung Krakatau Purba tertulis indah. Guntur yang suaranya menggelegar, gempa horor, dan fenomena alam semacamnya menciptakan kehancuran yang menggetarkan dalam kurun waktu 10 hari. Erupsi puncak dalam waktu 34 jam menyisakan jejak epik dalam kisahnya.


    Ronggowarsito menuliskan, letusan tersebut menciptakan perubahan dramatis dalam geografi. Pulau Jawa terpisahkan menjadi 2 bagian oleh banjir besar mengaliri Gunung Batuwara, atau Gunung Krakatau Purba. Mengerikannya peristiwa tersebut menyiskan 3 pulau, yaitu Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.


    Di Pulau Rakata, aktivitas vulkanik memunculkan tiga gunung yang disebut Gunung Krakatau. Gunung Rakata, Gunung Danan, dan Gunung Perbuatan sebenarnya merupakan satu gunung yang terbentuk dari dapur magma yang sama. Inilah yang kemudian kita kenal sebagai Gunung Krakatau.


    Baca juga : Pegunungan Mediterania



    Letusan Gunung Krakatau yang Melegenda


    Peristiwa tersebut direkam melalui catatan harian, wawancara, dan kesaksian mata yang dikumpulkan oleh ahli Geologi Belanda, Rogier Verbeek. Pengalaman pribadinya sebagai salah satu korban selamat menginspirasi pembuatan film dokumenter berjudul "Krakatoa: The Last Days."


    Pada tanggal 26-27 Agustus 1883, Gunung Krakatau meletus dengan kekuatan dahsyat, memicu tsunami dan hembusan panas yang merenggut ribuan nyawa di Hindia-Belanda. Ahli Geologi Rogier Verbeek, yang juga selamat dari peristiwa itu, memainkan peran kunci dalam menyusun catatan harian dan kesaksian mata yang kemudian menggambarkan kejadian-kejadian mengerikan sebelum dan selama letusan.


    Letusan suara yang sangat berisik terus terdengar selama 40 jam, mencapai Australia. Dua wilayah paling terdampak, Banten dan Lampung di Selat Sunda, menjadi saksi dampak paling parah dari letusan tersebut. Pemukiman di Teluk Betung menjadi saksi betapa jauhnya benda-benda laut terlempar, dan peristiwa ini dikenang melalui Monumen Krakatau.



    Monumen Krakatau didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk mengenang peristiwa meletusnya Gunung Krakatau. Terletak di Taman Dipangga, Kota Bandar Lampung, monumen ini menjadi saksi bisu dari tragedi tersebut. Pada tahun 1980-an, monumen dipindahkan sekitar 29 meter ke arah tenggara, namun tetap menjadi simbol penghormatan terhadap korban dan kekuatan alam yang luar biasa.


    Di sisi monumen terdapat relief yang menceritakan kisah tragis tersebut. Masyarakat saat itu terlihat berbondong-bondong mengungsi, membawa barang-barang di atas kepala. Monumen ini tidak hanya mengabadikan peristiwa bersejarah, tetapi juga menjadi tempat refleksi dan pengenangan bagi generasi berikutnya.


    Baca juga : Bentang Alam Negara Myanmar


    gunung-krakatau


    Krakatau sebagai Gunung Laut


    Krakatau adalah nama relief dasar laut yang berbentuk gunung laut. Selain gunung laut, relief dasar laut terdiri dari apa saja? Topik tentang gambar relief dasar laut beserta keterangan serta karakteristik penampang laut sudah saya bahas pada artikel ini.


    Pada ocean floor terdapat relief bentukan antara lain:


    1. Gunung laut, yaitu gunung yang kakinya di dasar laut sedangkan badan puncaknya muncul ke atas permukaan laut dan merupakan sebuah pulau. Contoh: gunung Krakatau.
    2. Seamount, yaitu gunung di dasar laut dengan lereng yang curam dan berpuncak runcing serta kemungkinan mempunya tinggi sampai 1 km atau lebih tetapi tidak sampai kepermukaan laut. Contoh: St. Helena, Azores da Ascension di laut Atlantik.
    3. Guyot, yaitu gunung di dasar laut yang bentuknya serupa dengan seamount tetapi bagian puncaknya datar. Banyak terdapat di lautan Pasifik.
    4. Punggung laut (ridge), yaitu punggung pegunungan yang ada di dasar laut. Contoh: punggung laut Sibolga.
    5. Ambang laut (drempel), yaitu pegunungan di dasar laut yang terletak diantara dua laut dalam. Contoh: ambang laut sulu, ambang laut sulawesi.
    6. Lubuk laut (basin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena ingresi. Contoh: lubuk laut sulu, lubuk laut sulawesi.
    7. Palung laut (trog), yaitu lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut terjadi karena ingresi. Contoh: Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.


    gunung-krakatau


    Fokus artikel kali ini adalah krakatau sebagai bentuk dasar laut berupa gunung laut. Gunung Laut, atau yang sering disebut sebagai gunung bawah laut, merupakan struktur geologis yang menonjol di dasar lautan. Dibandingkan dengan gunung darat yang terlihat di permukaan, gunung laut ini terletak di bawah permukaan air dan merupakan bagian integral dari topografi dasar laut.


    Karakteristik utama Gunung Laut melibatkan formasi batuan, kemiringan, dan puncaknya yang sering kali menjadi habitat bagi berbagai bentuk kehidupan laut. Pembentukannya umumnya terkait dengan aktivitas tektonik dan proses geologis yang terjadi di dasar laut.


    Gunung Laut umumnya memiliki bentuk kerucut atau puncak yang menonjol di dasar lautan. Struktur ini terbentuk melalui serangkaian proses geologis yang melibatkan aktivitas tektonik dan vulkanik. Aktivitas tektonik, seperti pertemuan lempeng benua atau lempeng samudera, dapat menciptakan zona subduksi atau gunung api bawah laut yang membangun Gunung Laut.


    Komponen geologis utama Gunung Laut melibatkan batuan dan material yang membentuk tubuhnya. Batuan beku, seperti basal dan andesit, sering kali mendominasi struktur batuan gunung bawah laut. Selain itu, endapan mineral dan material vulkanik seperti lahar laut dan piroklastik dapat membentuk lapisan-lapisan yang memberikan ciri khas pada komposisi geologis gunung tersebut.


    Aktivitas tektonik dan vulkanik adalah motor penggerak di balik pembentukan Gunung Laut. Proses ini melibatkan pelepasan magma dari dalam bumi yang kemudian membeku membentuk lapisan batuan. Proses ini tidak hanya menciptakan bentuk fisik gunung, tetapi juga mempengaruhi kondisi ekosistem di sekitarnya.


    Post a Comment