Iklan Header

    Orang Meo dan Yao adalah salah satu etnis yang tinggal di negara Laos yang hidup di daerah pegunungan. Mereka biasanya memanfaatkan lahan pertanian dengan cara yang berbeda dari kebanyakan petani.


    Laos mempunyai nama resmi Internasional Lao People's Cemocratic Republic. Negara ini beribu kota di Vientine. Sistem pemerintahannya republik komunis. Pemimpinnya adalah seorang Presiden yang telah terpilih dalam Majelis Nasional Laos untuk masa jabatan selama 5 tahun. Presiden bertindak sebagai kepala negara. Sedangkan jabatan kepala pemerintahan adalah seorang Perdana Menteri yang diangkat oleh Presiden. 


    Mata uang negara Laos adalah Kip. Laos mendapatkan kemerdekaannya dari penjajah Prancis pada tahun 1953 sebagai negara kerajaan dan menjadi negara Republik Komunis sejak tahun 1975.


    tebang bakar oleh meo dan yao


    Penduduk Laos


    Laos adalah satu dari beberapa negara komunis yang masih tersisa di dunia. Sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Laos tetap bertahan dengan paham komunisme sambil berupaya menyesuaikan diri dengan perubahan politik dunia yang cepat. 


    Jumlah penduduk negara Laos bila dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN termasuk yang paling kecil. Berdasarkann data The World Factbook tahun 2021, jumlah penduduk Laos sekitar 7.3574.356 jiwa, dengan kepadatan penduduk sekitar 26 jiwa/ km persegi. 


    Kurang lebih 50% penduduknya memeluk agama Konghucu, 34% menganut kepercayaan suku, 2% Kristen, dan lain-lain mencapai 6%. 


    Bahasa nasional yang digunakan adalah bahasa Laos. Adapun bahasa keduanya yaitu Inggris, Vietnam, dan Prancis. 


    Tingkat pendidikan Laos telah mengalami banyak perubahan ke arah lebih baik meskipun kuantitasnya masih rendah. Hampir 40% penduduk Laos masih buta huruf.


    Perekonomian


    Berikut perekonomian di negara Laos :


    1. Pertanian


    Pertanian merupakan kegiatan ekonomi utama yang menyerap lebih dari 72% tenaga kerja. Luas lahan pertanian ± 932.000 hektar dan dimanfaatkan untuk budidaya tanaman padi dan jagung, terutama di Provinsi Xiangkhoang dan Houphan. 


    Sarana transportasi belum banyak dan sarana telekomunikasi juga masih sedikit. Hal ini membuat laju perdagangan berjalan kurang lancar. 


    2. Industri


    Kawasan hutan di Laos cukup luas dan lebat. Hal ini menjadikan hasil hutan sebagai salah satu bahan baku industri utama. Berbagai bentuk kegiatan industri di Laos yang memanfaatkan sumber daya hutan di antaranya industri pemotongan bahan tambang dan pengolahan makanan.


    3. Perdagangan


    Negara Laos mengembangkan sektor perdagangan dengan komoditas ekspor utama berupa hasil pertanian (beras, tembakau, kopi), hasil hutan (kayu mentah, kayu olahan, dan berbagai jenis kerajinan), serta hasil tambang berupa timah. Sementara itu impor utama berupa kendaraan bermotor, mesin-mesin, dan besi baja.


    Ekspor utama Laos berupa barang tambang, seperti bijih timah, kayu, kapas, kopi, kapur barus, dan kulit. Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup di antaranya beras, minyak bumi, mesin-mesin, barang elektronik, dan barang-barang konsumsi lain. Pusat perekonomian Laos terdapat di sepanjang Sungai Mekong yang memiliki banyak dermaga pelabuhan. GDP Laos mencapai angka 12.043 ribu pada harga pasar.


    4. Pariwisata


    Potensi sumber daya alam yang ada di Laos belum dapat termanfaatkan secara optimal sebagai objek wisata. Oleh karena itu, pemerintah Laos cenderung mengembangkan wisata budayanya.


    Pada perkembangannya sejak tahun 1993, pemerintah Laos mencanangkan 21% dari wilayah negara sebagai Area Konservasi Keanekaragaman Hayati Nasional (National Biodiversity Conservation Area atau NBCA). Area tersebut kemungkinan masih akan berkembang menjadi sebuah taman nasional. Jika program tersebut berjalan dengan baik, maka kemungkinan area tersebut akan NBCA akan menjadi taman nasional terbaik dan terluas di Asia Tenggara.


    orang-meo-dan-yao


    Etnis di Laos


    1. Lao


    Etnis terbesar di negara Laos adalah etnis Lao. Bangsa Lao menjadi etnis mayoritas di Laos dengan presentase 80 % dari jumlah penduduk di sana. Orang Lao di Laos kebanyakan masih tinggal di pedesaan dengan mendiami daerah daratan rendah dan tepi sungai. Orang Lao meliputi 3 suku :

    1. Lao Daratan Rendah, 
    2. Lao Theung, dan 
    3. Laos Soung. 


    2. Thai dan Mon-Khmer


    Orang Thai di negara Laos bertempat tinggal di tanah tinggi. Mereka menggunakan bahasa keseharian dengan bahasa Thai. Sedangkan orang Mon-Khmer tersebar di seluruh bagian negara Laos.


    3. Orang Meo dan Yao


    Selain etnis Lao, ada juga suku bangsa lain yaitu orang Meo (Hmong), dan Yao (Man).


    Suku di negara Laos banyak tinggal di dataran rendah di pinggiran sungai. Namun ada juga suku Meo dan Yao, keturunan dari Tiongkok bagian selatan, banyak tinggal di daerah pegunungan dan memanfaatkan lahan untuk pertanian dengan sistem tebang bakar.


    Orang meo dan yao di laos umumnya memanfaatkan lahan untuk pertanian dengan sistem tebang bakar


    Baca Juga : Pegunungan di Myanmar


    Apa itu Sistem Tebang Bakar?


    Sistim tebang bakar adalah teknik penyediaan lahan dengan jalan menebang vegetasi hutan dan membakarnya lalu melakukan penanaman selama beberapa tahun, kemudian membiarkan tanah untuk waktu yang lebih lama daripada lamanya waktu penanaman agar terjadi pemulihan kondisi kesuburan tanah. 


    Sistim pertanian tersebut telah berjalan selama berabad-abad dan merupakan bagian integral dari sistim pertanian dan sistim pembukaan lahan di wilayah tropika basah, termasuk oleh orang Meo dan Yao di Laos.


    tebang-bakar


    Alasan Pemilihan Sistem Tebang Bakar


    Terdapat beberapa alasan mengapa sistim tebang bakar banyak menjadi pilihan masyarakat atau petani di sekitar hutan seperti mudah dilakukan, tidak membutuhkan biaya pembukaan lahan (murah) serta, dianggap dapat meningkatkan kesuburan tanah untuk periode penanaman beberapa waktu.


    Praktek pembukaan lahan dengan sistim tebang bakar yang di lakukan di sebagian besar di wilayah Sumatra adalah untuk mencukupi kebutuhan lahan baru yang produktif bagi budidaya tanaman pertanian.


    Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Konsorsium Alternatif Tebang Bakar (ASB) Sumatra, bahwa kemiskinan menyebabkan orang/masyarakat ber-migrasi ke hutan, tetapi mereka tidak tahu bagaimana mengolah tanah akhirnya memaksa mereka untuk terus berpindah dan membuka hutan baru, kemudian meninggalkan tanah dalam keadaan rusak.


    Nampaknya, persoalan kebutuhan, kemiskinan dan tingkat pengetahuan masyarakat merupakan faktor penentu sehigga praktek pembukaan lahan dengan cara tebang bakar menjadi pilihan dalam sistim pertanian dan sistim pembukaan lahan. 


    Lebih jauh lagi petani melakukan sistem peladangan berpindah dengan membuka hutan disebabkan beberapa hal antara lain ; 

    1. Tingkat pendapatan yang rendah, dimana petani tidak mampu membeli sarana produksi dan bibit serta tidak mampu melakukan upaya konservasi tanah, 
    2. Tingkat pengetahuan tentang teknologi pertanian rendah, 
    3. Rendahnya kesadaran untuk memelihara sumberdaya lahan/lingkungan, hal ini menyebabkan peladang tidak melakukan upaya konservasi tanah, 
    4. Adat yang memungkinkan untuk merambah hutan.


    orang-meo-dan-yao


    Dampak Sistem Tebang Bakar


    Secara agronomis, sistem tebang bakar relatif menguntungkan dalam jangka pendek, namun efeknya dalam jangka panjang sangat mengkhawatirkan. 


    Sebenarnya dalam jangka pendek pun sistem tebang bakar dapat menimbulkan kerugian. Dimana efek pemanasan yang dihasilkan oleh pembakaran hutan dapat merubah struktur dan komposisi kimia, fisik dan biologi tanah. 


    Selain itu juga menyebabkan hilangnya flora dan fauna dalam berbagai skala terutama apabila terjadi pada hutan yang masih alami. Salah satu pengaruh langsung dari pembakaran hutan adalah cepat terlepasnya unsur hara dari biomas yang terbakar.


    Pengaruh tidak langsung dari sistem tebang bakar dalam jangka panjang adalah terjadinya erosi akibat dari vegetasi di atas permukaan yang hilang dan lahan menjadi terbuka sehingga rentan terhadap pukulan air hujan, terjadinya aliran permukaan dan terhanyutnya partikel tanah ke tempat lain. 


    Unsur hara yang hanyut melalui proses erosi pada lahan berlereng (40 – 60 %) merupakan pengaruh tidak langsung dari sistim tebang bakar terhadap tingkat kesuburan tanah.


    Pada suatu kawasan yang sehat, vegetasi hutan merupakan ekosistem alami yang telah mencapai keseimbangan puncak. Pada keadaan ekosistem seperti ini jumlah jenis maupun jumlah individu setiap jenis dari seluruh komponen penyusun ekosistem itu ada dalam keseimbangan (ekosistem stabil). 


    Dengan adanya degradasi hutan akibat kegiatan manusia terutama melalui aktifitas pembakaran biomassa hutan, akan menciptakan lingkungan mikro tanah yang baru, dimana sifat fisik, kimia dan biologi tanah akan berubah. 


    Perubahan lingkungan mikro tanah akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme tanah. Terganggunya orgasnisme tanah berarti mengganggu fungsi ekologis sistem tanah yaitu mata rantai makanan, aliran energi, siklus hara dan pola keanekaragaman. 


    Hal tersebut berarti bahwa praktek pembukaan lahan dengan cara tebang bakar dapat menimbulkan dampak perubahan bahkan merusak keseimbangan ekosistem.


    Kerjakan : Latihan Soal Ulangan BAB 1 Mapel IPS Kelas 8

    Post a Comment