Iklan Header

    Tahun 1927, kala itu Belanda masih menjadi negara yang menjajah Indonesia. Kondisi saat itu, negara-negara Barat (Eropa) banyak yang mencari daerah jajahan untuk menguasai sumber daya, terutama di daerah Timur (Asia dan Afrika). 

    Negara-negara Eropa seperti Belanda, Spanyol, Inggris, dan Purtugis mengekspansi daerah Asia dan Afrika. Maka, banyak negara-negara di Asia dan Afrika menjadi negara jajahan. Muncullah istilah imperialisme dan kolonialisme.

    Imperialisme adalah sistem politik yang diterapkan negara kuasa untuk memerintah daerah yang lebih lemah untuk menguasai dan mengeruk keuntungan darinya. Sementara, kolonialisme adalah upaya yang dilakukan oleh negara kuasa untuk mendapatkan sumber daya.

    Imperialisme dan kolonialisme di Indonesia terjadi sangat lama. Negara-negara yang menjajah Indonesia pun juga bergantian dari Portugis, Inggris dan Belanda. Negara yang menjajah Indonesia paling lama adalah kolonialisme Belanda.

    Banyaknya negara jajahan saat itu, maka muncullah gagasan untuk menolak sistem imperialisme dan kolonialisme di dunia oleh negara-negara yang terjajah. Sehingga, pada tanggal 10 Februari 1927 di Brussel, Belgia, berkumpullah 157 orang dari 37 negara untuk mendiskusikan sebuah organisasi Internasional yang kemudian terbentuklah Liga Anti Imperialisme dan Penindasan Nasional.

    konferensi-liga-anti-imperialisme-dan-kolonialisme


    Dalam kesempatan itu, Indonesia juga mewakilkan 6 orang yang ikut dalam kongres tersebut. Enam orang dari Indonesia diwakili dari 2 organisasi yaitu, Perhimpunan Indonesia oleh : Mohammad Hatta, Nazir Pamontjak, Ahmad Subardjo, Gatot Tarumiharjo dan Abdul Manaf. Sedangkan satu orang lagi berasal dari organisasi Sarekat Rakyat (yang kita kenal dengan Partai Komunis Indonesia) oleh Semaun.

    Hasil kongres Liga Anti Imperialisme dan Penindasan Nasional, hanya Moh. Hatta dan Semaun saja yang masuk dalam presidium organisasi Internasional ini.

    Konferensi Liga Anti Imperialisme dan Kolonialisme ini diikuti oleh banyak negara. Mohammad Hatta bertemu dengan tokoh-tokoh dari berbagai dunia seperti, George Ledebour (Jerman), Edo Fimmen (Sekjend Federasi Serikat Buruh Transportasi Internasional), George Lansburry (Partao Buruh Inggris), Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan Bey (Mesir), Senghor (Senegal), dll. Bahkan konferensi tersebut, peran Moh Hatta adalah terjalinnya hubungan India-Indonesia ketika bertemu dengan Jawaharlal Nehru.

    Saat itu juga disepakati dua kesepakatan penting hasil kongres, yaitu :
    1. Mendorong perjuangan kemerdekaan Indonesia dan siap membantu perjuangan itu dengan segala tenaga.
    2. Mendesak Belanda memberi kemerdekaan kepada Indonesia menghapuskan pembuangan dan hukuman mati, serta memberi amnesti hukum.

    Sebenarnya selain 2 hasil tersebut, ada pula sebuah keputusan penting yang dibuat yaitu, menuntut pemerintah Belanda membolehkan pembentukan sebuah komisi berisi sastrawan dunia untuk mengunjungi 2 tempat, yaitu Jawa dan Sumatra. 

    Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui motif pemberontakan rakyat pada tahun 1926/ 1927. Sastrawan dunia yang ditunjuk seperti Nansen, Bernhard dan Barbusse. Akan tetapi hasil keputusan tersebut ditolak oleh pemerintahan Belanda.

    Materi di atas, merupakan jawaban dari Soal Latihan PAS Semester 1 Mata Pelajaran Sejarah Peminatan Kelas 12 nomor 1.

    Semoga bermanfaat.

    Post a Comment